Search This Blog

Thursday, October 21, 2010

TEMBANG SANG GERSANG

Aku tak lagi inginkan surya
Yang setiap hari menghiasi cakrawalaku
Tak lagi kuharapkan bayu
Yang mampu meriakkan samuderaku
Kini hanya satu yang kutuju
Bias kemenangan menghiasi muka
Senyuman bangga masih tersungging di bibir
Tetapi mengapa tiba-tiba aku menangis?
Oalaaaaah... mbok ya uwis...
Hati terpaut
Cinta berpagut
Nurani merah merekah
Byaaaaar...
Gumebyar!
Tetapi kapan kubersuka?
Belum juga kutemukan
Panahku lepaslah sudah
Busurpun telanjur patah
Aku bahagia
Asmaraku memerah bara
Merah, merah, merah
Mekar, mekar, merekah
Putih, putih, putih
Suci, suci, abadi
Kudengar
Pintuku diketuk dari luar
Suara-suara bersymphoni
Membisiki dedaunan yang tenang bersemadi
Mengiring purnama menghias ratri
Mengantar kartika yang setia tutwuri
Kunikmati
Oh...
Agung-MU
GUSTI!
Aku tahu
Dan semakin tahu
ENGKAU tak akan pernah berlalu dariku
Karena kasih-MU nan agung
Tercurah selalu kepadaku

Jatisrono, 5 Februari 1990
Antonny Gersang

No comments:

Post a Comment